Kumpulan Cerita Fiksi Karya Bunda Iin

Monday 28 November 2011

Mengenal Arti Kejujuran


Suara istriku Dina memarahi Aji, anak kami yang baru berumur tujuh tahun terdengar hingga ke kamar. Entah apalagi masalahnya sampai Dina harus memarahi Aji seperti itu. Kalau tidak kulerai, bisa-bisa Dina tambah marah. Akupun bangkit dari kursiku, keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Read More

Tuesday 22 November 2011

Calon Istri Papaku


Lagi-lagi perempuan itu datang pagi-pagi. Pasti membawa sarapan pagi untuk kami. Apa dia pikir dengan datang membawa sarapan pagi akan membuatku luluh? Enak saja! Aku takkan pernah menggantikan Mama dengan siapapun, termasuk perempuan itu. Hanya Mama, ibu yang kumiliki di dunia semasa ia masih hidup dan bahkan setelah ia meninggal dunia.
Aku bergegas menuruni anak tangga. Terdengar suara orang mengobrol di ruang makan, tapi aku tak tertarik untuk bergabung. Pasti perempuan itu sedang mengobrol dengan Papa. Lebih baik aku pergi sajalah.
“Dika!! Sarapan dulu!” suara teriakan Papa terdengar dari dalam rumah ketika aku sudah menghidupkan mesin motorku. Aku sempat melihatnya di pintu sebelum melaju dengan motorku, aku juga melihat perempuan itu berdiri di belakang Papa.
Read More

Saturday 19 November 2011

I Love You, My Friend!


Gadis itu tertawa lebar, suaranya membahana di tengah-tengah teman-temannya. Entah apa yang membuatnya bisa begitu geli sampai tertawa selebar itu. Aku jadi ikut tersenyum melihat tingkahnya dari tempatku duduk. Kami memang berjanji bertemu di restoran, tapi karena aku mungkin terlambat maka ia pergi menyapa teman-temannya yang juga datang ke restoran itu.
Namanya Mia, gadis muda berusia sembilan belas tahun, berambut pendek dan ada lesung pipit di pipi sebelah kirinya. Sebuah kacamata warna coklat bertengger manis di hidungnya yang bangir, tapi kacamata itu tak mampu menutupi mata riangnya yang tampak selalu tertawa setiap kali ia sedang bahagia. Ia cukup tinggi untuk gadis seumuran dia, hanya menurutku ia sedikit terlalu kurus.
Read More

Tuesday 15 November 2011

Sajadah Yang Hilang


Suara kumandang Adzan terdengar dari mesjid tak jauh dari rumah kami. Kulihat Tita berjalan menuju tempat wudhu di dekat dapur, kemudian Raka dan Aisah menyusulnya. Mereka tertawa-tawa kecil sambil bercanda, saling memercikkan air. Aku menegur mereka agar tak bermain-main dengan air karena takut mereka terpeleset.
Read More

Monday 14 November 2011

Pesta Ulang Tahun Untuk Rara


Aku menatap miris pada buku tabungan. Menghela nafas sepanjang apapun takkan mengubah angka-angka yang tertera di dalamnya. Kalau sudah begini, ada terselip penyesalan karena tak bekerja lagi. Seandainya masih bekerja tentu aku tak sebingung ini hanya untuk memenuhi permintaan putriku.
Putriku minta diadakan pesta ulang tahun. Padahal bulan ini bukan hanya dia yang berulang tahun. Adiknya berulang tahun hanya beda satu hari dari kakaknya. Tiga hari kemudian ayah mereka yang berulang tahun. Seminggu kemudian adik iparku berulang tahun dan di akhir bulan ini ada tiga keponakanku berulang tahun. Aku bisa menghapus hadiah kado untuk suami dan adik iparku, tetapi untuk tiga keponakanku jelas tidak mungkin. Mereka masih terlalu kecil untuk mengerti kalau uwaknya sedang tak ada uang.
Read More

Tuesday 8 November 2011

Aku Benci Hujan


“Aku benci hujan, aku akan selalu benci hujan” bisikku dalam hati. Aku menghela nafas, menatap keluar jendela kaca. Tampak titik-titik air hujan membasahi kaca, mengembun membentuk bias-bias mengaburkan pandangan. Kusentuh kaca jendela, dingin. Dingin seperti hatiku yang telah hancur, patah dan menjadi es batu.
Hujanlah penyebabnya. Hujanlah yang membuat semua mimpiku hancur berkeping-keping. Kehidupanku berubah drastis semua karena hujan. Hujan membuat semua yang kurencanakan hancur.
Read More

Monday 7 November 2011

Arti Berkorban (Pengalaman Mencari Sumbangan)


Aku masuk ke rumah dengan hati kesal. Benar-benar deh, pokoknya ini yang terakhir kalinya aku mau membantu suamiku. Besok besok, biar diupah dengan dollar sekalipun aku tidak bakalan mau melakukannya lagi.
Memang salahku sendiri yang mau menawarkan diri. Tetapi sungguh aku tidak menyangka kalau meminta sumbangan itu ternyata tak semudah yang kubayangkan. Padahal yang kumintai  sumbangan itu teman-temanku sendiri.
Awalnya ketika sebuah panti  asuhan akan dipugar. Para penghuninya tinggal sementara di sebelah rumahku. Gara-gara mereka sering meminjam alat tukang pada suami, suamiku pun jadi sering mengobrol dengan Bapak pengurus panti tersebut. Dari obrolan tersebut akhirnya dia memutuskan untuk ikut membantu pencarian dana untuk  pemugaran Panti Asuhan.
Read More

Aku Jomblo, So What?


Sebagai seorang wanita berusia tigapuluh lima tahun tanpa pendamping yang bisa kusebut suamiku tersayang, aku dikenal si jomblo sejati.
Jadi jomblo itu sebenarnya enak, bebas dan segalanya bisa kulakukan semauku tanpa larangan. Tapi yang bikin ga enak justru orang-orang sekitarku, seakan-akan kebutuhan untuk menikah itu bukan lagi untuk kepentinganku semata. Mulai dari orangtua, adik-adikku, tetangga, teman-teman, teman kerja bahkan sampai bosku seperti merasa risih dengan kejombloanku. Aku heran kenapa ya?
Read More

Friday 4 November 2011

Inspirasi untuk anak - Ada untuk ibu


Sekretarisku memberikan lembar penelepon yang masuk sepanjang rapat berlangsung tadi. Mataku melirik salah satu nomor telepon yang kukenal baik, nomor telepon Ibu. Aku menghela nafas, pasti ujung-ujungnya hanya memintaku pulang. Kulewati nomor telepon tersebut dan melihat nomor-nomor lain yang lebih penting karena semua kebanyakan adalah soal bisnis. Soal ibu, nanti saja akan kuhubungi sepulang kerja. Aku tahu pasti ibu hanya ingin aku pulang.
Read More

Koin Peduli Mama


Koin selalu bertaburan di rumahku. Setiap kali anak-anak membantuku, aku menghadiahi mereka dengan koin. Di akhir pekan, anak-anak bebas menukar keinginan mereka dengan menghitung sesuai jumlah koin yang mereka dapatkan. Biasanya mereka menukarnya dengan jalan-jalan ke mal, makan-makan atau membeli sesuatu.
Koin itu hanyalah kertas bundar warna-warni yang berisi tanda tanganku. Nilai setiap koin adalah seribu rupiah. Anak-anak bisa mendapatkannya kalau aku atau ayahnya menilai mereka berlaku baik atau setelah menyelesaikan tugas tertentu.
Read More

© Ruang Cerita, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena