Aku tertawa mendengar lelucon Arta. Anak berambut keriting itu menirukan mimik lucu orang yang baru saja memarahinya. Arta , teman lelakiku yang lucu itu selalu bisa membuat suasana tegang menjadi suasana riang.
Kami baru saja habis mencuri mangga Pak Haji. Sebenarnya mungkin kalau aku yang meminta, pasti dikasih. Tapi Arta bilang, sangat jauh kalau harus minta ijin ke rumah Pak Haji. Padahal aku hanya ingin meminta satu saja. Arta lalu menawarkan diri mengambilkannya untukku. Sayang sekali, penjaga kebun melihatnya tadi. Kasihan dia, dimarahi habis-habisan. Aku ingin menolongnya, tapi takut. Untunglah ketika akhirnya dia dilepaskan, Arta tak terlalu mengambil hati peristiwa itu. Dia malah membuat lelucon tentang kemarahan si tukang kebun.